Salah satu ciri yang dapat dilihat dari sebuah paragraf adalah bahwa paragraf itu selalu diawali dengan kalimat baru dan baris baru. Dalam penulisannya, kalimat baru yang menandai berawalnya sebuah paragraf itu harus ditulis bertakuk (idented).
Ciri lain dari suatu paragraf adalah dapat digunakannya model blok penuh (full-styled style) untuk mengawali paragraf baru. Jadi, bukan dengan diinden atau ditakuk seperti yang telah disampaikan sebelumnya, melainkan dengan cara dibuat blok penuh (Rahardi, 210).
Menurut Widjono (2007:174) ciri-ciri paragraf terbagi menjadi empat jenis sebagai berikut : a) Kalimat pertama bertakuk ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa, misalnya surat dan delapan keketukan untuk jenis karangan ilmiah formal, misalnya : makalah, skripsi, thesis, dan disertasi. Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk (block style) ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak dari pada jarak antarbaris lainnya. b) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik. c) Setiap paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. d) Paragraf menggunakan pikiran penjelas (gagasan penjelas) yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat ini berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf bukan kumpulan kalimat topik.
Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik, dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya. Karangan yang panjang, paragraf mempunyai arti fungsi yang penting. Dengan paragraf itu pengarang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan secara utuh, runtut, lengkap, menyatu dan sempurna sehingga bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan keinginan penulisnya. Lebih jauh dari pada itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga menjadi lebih hidup, dinamis dan energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat. Artinya paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjebatani gagasan penulis dan pembacanya.
B. Fungsi Paragraf
Adapun, fungsi dari paragraf menurut Widjono (2007:175) adalah :
a. Mengekspresikan gagasan yang tertulis Maksudnya mengekspresikan gagasan di sini ialah memberikan bentuk suatu pikiran dan juga perasaan ke dalam rangkaian kalimat yang tersusun sehingga membentuk suatu kesatuan.
b. Untuk menandai peralihan gagasan baru Maksudnya sebuah karangan yang terdiri beberapa paragraf memiliki beberapa ide atau gagasan. Ide atau gagasan tersebut teletak di masing-masing paragraf sehingga jika kita membuat paragraf baru maka kita juga membuat gagasan baru.
c. Untuk memudahkan menulis dan pembaca Memudahkan penulis dalam menyusun gagasannya dan untuk memudahkan pembaca dalam memahami gagasan dari penulis.
d. Memudahkan pengembangan topik Fungsi keempat dari paragraf adalah memudahkan dalam mengembangkan topik sebuah karangan ke dalam bentuk pemikiran yang lebih kecil.
e. Untuk memudahkan pengendalian variabel Pengarang lebih mudah dalam mengendalikan variabel, terutama pada karangan yang terdiri atas banyak variabel.
C. Syarat Paragraf
Seperti juga kalimat, sebuah paragraf yang baik juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat-syarat antara lain kesatuan, koherensi, dan perkembangan (Widjono, 2007:180).
a. Kesatuan
Kesatuan yaitu sebuah paragraf harus dapat dibangun dengan satu pikiran yang jelas. Pikiran tersebut dijabarkan ke dalam bentuk pikiran pokok serta beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran satu dengan pikiran lainnya mengindikasikan bahwa paragraf tersebut mempunyai kesatuan.
b. Kepaduan
Kepaduan terwujud dari adanya hubungan kompak pada antarkalimat pembentuk paragraf. Kepaduan yang baik dapat terjadi apabila terdapat hubungan timbal balik antara kalimat wajar serta dapat dengan mudah dipahami. Ada berbagai cara agar paragraf mempunyai kepaduan yang kompak, yaitu dengan memakai kata ganti, kata penghubung, dan perincian, serta urutan pikiran.
c. Kelengkapan
Syarat ketiga pembentukan paragraf yang baik adalah adanya kelengkapan. Kelengkapan paragraf ini sangat penting, sebab informasi yang disampaikannya dapat tuntas. Untuk itu kalimat-kalimat pendukung harus dapat memberikan kejelasan kalimat topik. Paragraf dapat dikatakan memiliki kelengkapan jika kalimat topiknya dapat dikembangkan dengan kalimat pendukung yang cukup. Istilah cukup adalah relatif tetapi yang lebih jelas dari satu dan kurang dari sepuluh. Jika hanya didukung oleh satu kalimat maka pengembangannya kering dan jika sangat banyak maka pembaca cepat bosan dan sulit menemukan keutuhan informasi.
No comments:
Post a Comment